Dengki dalam bahasa Arab disebut
hasad. Yakni sikap tidak suka orang lain mendapatkan keberhasilan, Bahkan
kadang berusaha agar keuntungan itu bisa pindah kepada pendengki itu. Mereka
itu sedih melihat orang lain senang, dan senang meilihat orang lain sedih.
Sebagai orang yang berbudi luhur/akhlaqul karimah, semsestinya kita ikut senang dan mengucapkan selamat
atas keberhasilan orang lain. Kita perlu
simpati dan ikut merasa sedih atas penderitaan orang lain, Syukur menolongnya.
Dengki memang pernah terjadi pada
masa Nabi Adam a.s. Yakni dengkinya Qabil pada Habil. Kedua putra Nabi Adam
itu, pada saatnya menikah yang saat itu masih dibolehkan nikah dengan saudara
kandung sendiri yang lain jenis. Dalam hal ini Nabi Ibrahim a.s. memohon
petunjuk kepada Allah tentang calon isteri masing-masing. Allah Swt. memberikan
petunjuk agar Qabil menikah dengan adik
Habil (yakni perempuan
kembaran/dampit Habil). Sedangkan
Habil supaya menikah dengan adik Qabil
(perempuan kembaran/dampit Qabil.
Kemudian keputusan Allah ini
disampaikan kepada Habil dan Qabil. Namun dalam hal ini Qabil tidak mau
menerima keputusan ini. Dia ingin menikah dengan adik kandungnya sendiri
(saudara perempuan kembaran/dampit Qabil. Sebab, kembaran Qabil ini lebih cantik daripada
kembaran Habil. Sedangkan Habil menerima keputusan Allah yakni bersedia menikah
dengan adik perempuan Qabil (saudara perempuan/dampit Qabil.
Mengingat adanya konflik
kepentingan, lalu Nabi Adam membuat keputusan agar keduanya (Qabil dan Habil)
berkurban. Mereka pun berkurban. Dalam hal ini Habil berkurban hewan secara
ikhlas karena ketaatan pada perintah Allah. Qurban Habil ini dierima Allah.
Sedangkan kurban Qabil berupa sayuran dan buah-buahan yang jelek dan kurang ikhlas.
Maka kurban Qabil ini tidak diterima Allah.
Menyaksikan kurban Habil diterima Allah, sedangkan kurban
Qabil tidak diterima, maka muncullah dengki di hati Qabil. Dengki yang membara
bisa menghilangkan akal sehat, dan mematikan perasaan kasih sayang. Dalam
pikirannya terbesit ingin membunuhnya. Dengki kadang menimbulkan tega
menghilangkan nyawan saudara kandung sendiri. Karena dengki berkepanjangan,
maka antara saudara kandung bisa saling menghunus pedang atau parang/
Kisah kedengkian Qabil pada Habil
ini diabadikan dalam Q.S. Al Maidah :
27- 31, yang artinya :” dan ceritakanlah
(Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika
keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua
(Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima”. Dia (Qabil)
berkata ”Sungguh aku akan membunhmu”. Maka dia (Habil) berkata :Sesungguhnya Allah
hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa
. ”Sungguh,
jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, maka aku
tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada
Allah, Tuhan seluruh alam”.
”
Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku
dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka, dan itulah
balasan bagi orang yang dzalim”.
”Maka nafsul (Qabil) mendorongnya
untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka
jadilah dia termask orang yang merugi”
”Kemudian
Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya
(Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata
:Oh celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak itu,
sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini ”?. Maka jadilah dia
termasuk orang yang menyesal”
Kisah ini memberikan pelajaran
pada kita tentang akibat dengki yang bisa mencelakakan diri sendiri dan orang
lain. Bahkan dengki ini bisa menghapus kebaikan seseorang. Hal ini sebagaimana
ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam sabdanya : ”Jauhilah kamu sekalian dari sikap dengki. Sesungghnya dengki ini bisa
menghangusbinasakan kebaikan-kebaikan sebagaiman api membakar hangus akan kayu
bakar” (H.R.Abu Daud).
Dengki dapat diekpresikan di dalam hati. Yakni dalam hati tidak senang melihat kesuksesan orang lain. Dengki ini hanya dipendam dalam hati dan tidak sampai diucapkan. Dengki bisa diekspresikan dalam perkataan. Pendengki sering mengatakan kata-kata kotor, menyindir, dan nyinyir, dan tidak suka atas keberhasilan orang lain.Bisa juga perasaan dengki ini diekspresikan dengan perilaku akan menyakiti hati , mengganggu dan perilaku yang mengancam orang lain pada mereka yang menerima keberhasilan.
Lasa Hs
0 Komentar