Gerakan hati kadang sulit ditebak kemana arahnya.
Nampaknya kegiatan seorang manusia sudah sesuai aturan agama. Namun kadang ujung-ujungnya
berbeda. Gerakan amal saleh seperti membantu pembangunan masjid, membangun
sekolah dan lainnya nampaknya dilaksanakan secara ikhlas. Namun belakangan
diketahui ada maksud dan tujuan duniawiyah
(pangkat, jabatan) . Mereka yang membangun jalan, masjid, sekolah memang
itu merupakan amal saleh. Namun belakangan material yang telah diberikan itu
ternyata kemudian diminta kembali lantaran perolehan suara tidak
signifikan. Bahkan jalan yang telah dibangunnya
itupun dirusak lantaran batakonya diambil
kembali. Perbuatan ini dapat dikategorikan sebagai perbuatan riya’.
Riya’ merupakan perilaku yang memperlihatkan perbuatan baiknya kepada orang
lain untuk mendapatkan pujian termasuk memperdengarkannnya. Padahal Allah swt hanya
akan menerima amal saleh yang didasarkan pada keikhlasan. Dalam hal ini Allah berfirman:”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah kepada Allah dengan memurnikan kataatan kepadaNya dalam (menjalankan)
agama yang lurus, dan supaya mereka itu mendirikan shalat dan menunaikan zakat.
Itulah agama yang lurus”.(Q.S. Al Bayinah: 5)
Perilaku riya’ dan tidak riya’ dapat
diketahui dari sikap seseorang. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah
Saw dalam sabdanya yang artinya:” Ciri
orang riya’ itu ada tiga, yakni 1) apabila mereka melakukan kegiatan di hadapan orang banyak nampak giat,2) mereka itu malas-malasan bila melakukan
kegiatan sendirian, dan 3) ingin mendapat pujian dalam segala urusan. Sedangkan
tanda-tanda orang munafik itu ada 3 (tiga) yakni: apabila berbicara bohong,
bila berjanji tidak ditepati, dan bila diberi amanah dia berkhianat (HR. Ibnu
Babawih)
Riya’ bisa diekspresikan melalui perkataan maupun
perbuatan. Menceritakan amal saleh dan rajinnya ‘ibadah kepada orang lain merupakan
bentuk riya’ dengan lisan. Sedangkan riya’ dalam perbuatan misalnya
melaksanakan shalat agak lama ketika dilihat orang . Bila shalat sendirian di
rumah cepatnya bukan main.
Kemunculan
riya’ dalam perbuatan dapat diantisipasi dan dicegah sebelumnya
antara lain dengan:
1.Memelajari
berbagai macam tauhid secara mendalam, baik tauhid ‘uluhiyah, tauhid rububiyah,
maupun tauhid ‘ubudiyah
2.Melaksanakan
ibadah mahdhah maupun amal saleh secara ikhlas.
3.Dalam
melaksanakan kebaikan diniatkan untuk Allah swt.
4.Memahami
macam-macam riya’
5.Senantiasa
ingat dosa dan kemaksiatan yang pernah dilakukan
6.Tidak
menceritakan amal dan kebaikannya kepada
orang lain
(Lasa Hs) .
0 Komentar