Diakui atau tidak, manusia itu memiliki kesalahan dan dosa. Benda
mati dan tidak bergerak seperti lantai
di rumah kita itu bisa kena debu bila lama tidak dihuni, tertutup, dan tidak dibersihkan. Padahal lantai itu benda
diam, tidak bergerak, dan tidak berpindah-pindah. Begitu pula dengan benda mati tetapi bergerak
seperti kipas angin. Benda ini tidak pindah tempat tetapi bergerak. Benda
inipun kena debu yang menempel. Apalagi manusia sebagai makhluk yang bergerak berpindah tempat, dan berinteraksi dengan
pihak lain. Tentunya manusia lebih banyak debu dan kotoran lain
secara lahiriah/ badaniah. Secara batiniah manusia memiliki banyak kesalahan
dan dosa.
Allah akan mengampuni dosa hambaNya selama mereka mohon
ampun dan tidak syirk dan tidak dhalim.
“Allah tidak akan mengampuni dosa
syirk (mempersekutukan Allah dengan sesuatu) dan Dia mengampuni dosa selain itu
bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan (sesuatu) dengan
Allah, maka sungguh dia telah tersesat jauh sekali (Q.S. An Nisa’: 116).
Istighfar berarti mohon ampunan, baik dengan kata “astaghfirullah” yang berarti aku mohon ampunan kepada Allah
atau dengan kata-kata “Allahummaghfirli” yang artinya Ya Allah saya mohon ampun, atau dengan kata-kata lain yang
berisi mohon ampunan.
Dengan memperbanyak istighfar, seseorang akan diampuni
dan akan dibebaskan dari berbagai kesedihan dan kesulitan. Disamping itu, Allah
juga akan melapangkan rizki orang-orang yang sering beristighfar. Hal ini
sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam salah satu haidst yang artinya
:”Barangsaiapa yang banyak istighfar,
maka Allah akan melepaskan orang itu dari segala kesedihan dan kesempitan, serrta
akan diberi rizki dengan cara yang tidak diduga sebelumnya (HR. Sunan Abu
Daud).
Wajar apabila manusia itu diingatkan untuk menyadari
kekeliruan langkahnya dan kesalahan tindakannya. Kemudian mereka mohon ampunan
kepada Allah Swt. Sebab manusia memiliki nafsu dan akal yang kadang disalahgunakan.
Manusia sering mengikuti dorongan hawa nafsunya untuk mencapai segala tujuan
yang kadang tidak memperhatikan faktor – faktor agama, etika, maupun hukum yang
berlaku. Demikian pula dengan akal dan kepintaran mereka. Manusia kadang menggunakan
akal justru untuk mengakali orang lain dan membodohi masyarakat. “dan mereka yang apabila melakukan perbuatan
keji atau menganiaya dirinya sendiri, lalu ingat kepada Allah dan memohon
ampunan atas dosa-dosanya., Dan siapakah yang berwenang mengampuni segala dosa
kalau bukan Allah. Selanjutnya mereka tidak meneruskan saja perbuatannya itu
tanpa meminta ampun, padahal mereka tahu kekejiannya (Q.S. Ali Imran: 135).
Dosa itu dapat diibaratkan suatu penyakit yang perlu
disembuhkan. Sedangkan penyembuhannya antara lain dapat dilakukan dengan
istighfar. Istighfar dapat dilakukan dalam banyak kesempatan dan waktu. Bahkan
dalam berbagai kegiatan ibadah mahdhah terdapat istighfar seperti pada shalat,
ibadah haji, maupun puasa. Hal ini mengingatkan kita untuk selalu menyadari
kesalahan kita sebagai manusia biasa. Nabi Muhammad Saw sebagai rasul dan nabi
dan dikenal ma’shum itu pun setiap hari beristighfar. Hal ini ditegaskan dalam
salah hadis yang artinya ::” Sesungguhnya
hatiku terus bersenandung (mohon ampun kepada Allah) dan sesungguhnya aku beristighfar
seratus kali dalam sehari kepada Allah” (H.R,Muslim)
Lasa Hs.
0 Komentar