Sebagaimana diketahui bahwa ibadah-ibadah dalam Islam
memiliki makna tersendiri. Variasi makna ini bukan saling menafikan, tetapi
saling melengkapi dan saling menyempurnakan. Dengan memahami variasi makna ini,
semoga umat Islam lebih mantap dan bersemangat dalam melaksanakan ibadah
mahdhah maupun amal saleh.
Shalat misalnya, memiliki makna sebagai tiang agama.
Apabila shalatnya berkualitas, maka Insyaa Allah agamanya akan tegak. Namun bila shalatnya tidak karuan, maka patut
dipertanyakan keteguhan agamanya. Shalat kecuali memiliki makna dimensi
Ilahiyah, tetapi juga memiliki makna insyaniyah. Dalam shalat terdapat do’a dan
pujian pada Allah. Ini merupakan bentuk persembahan umat manusia kepada Allah
sebagai pencipta dan pengatur kehidupan. Namun demikian, pada akhir kegiatan
shalat diucapkan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Ini dimaksudkan agar seorang muslim juga mampu menebarkan dan
menciptakan keselamatan, kerukunan, dan kedamaian dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ibadah shalat ini dapat dilihat dan
disaksinya orang lain. Dengan demikian bisasaja muncul anggapan bahwa mereka
yang rajin shalat dapat dikatakan sebagai orang yang saleh dan taat beribadah.
Zakat memiliki makna penanaman nilai-nilai sosial,
yang kuat harus menolong yang lemah. Ibarat memberi payung yang kehujanan,
memberi makanan kepada yang lapar, dan lainnya. Dengan nilai-nilai insaniah dan
sosial ini diharapkan tercipta toleransi, kerukunan, dan kedamaian serta
sekaligus mencegah munculnya perbuatan negatif/munkar. Kegiatan zakat, infak,
shadaqah tidak lepas dari penilaian manusia karena kegiatan ini bersifat tangible atau kasat mata. Maka mereka
yang suka berderma, zakat, shadaqah ini terbesit nilai dermawan . Karena
kegiatan ini dilihat dan disaksikan manusia.
Ibadah haji memerlukan harta, tenaga,
lokasi, dan waktu tertentu. Ibadah ini memiliki makna perjuangan, ukhuwah
Islamiyah, kesabaran, dan motivasi yang
kuat. Disamping memang ada nilai-nilai sosial. Ibadah haji yang sangat jelas
diketahui banyak orang itu bisa menumbuhkan rasa kebanggaan bahkan menunjukkan
eksistensi diri. Biasanya setelah seseorang melaksanakan ibad haji lalu dapat
tambahan gelar Haji atau Hajjah di depan namanya. Bahkan ada yang marah-marah
bila huruf H tidak dituliskan dalam daftar gaji mereka.
Ibadah
puasa merupakan ibadah rahasia. Artinya penampilan orang puasa tidak mudah
diketahui orang lain. Hanya yang bersangkutan dan Allahlah yang mengetahui
apakah seseorang itu puasa atau tidak. Maka reward puasa ditentukan oleh Allah sendiri.
Orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala yang tidak
terbas. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Saw yang artinya:”Allah Ta’ala berfirman: Seluruh amal anak
Adam untuk dirinya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang
akan memberikan balasannya. Puasa itu merupakan perisai. Oleh karena itu apabila salah seorang dari
kamu sekalian sedang berpuasa, makan jangan sampai mengucapkan perkataan yang
jelek dan jangan berteriak-teriak. Apabila ada orang yang mencela dan
memeranginya (mengajak bertengkar), maka katakana kepada mereka “Sesungguhynya
aku sedang berpuasa”.Demi jiwa yang jiwa Muhammad berada di tangannya, sungguh
bau mulut orang yang berpuasa itu lebih baik daripada wangi misik. Orang yang
berpuasa mempunyai dua kegembiraan yakni; 1) pada saat berbuka, ia bergenbira
dengan berbuka puasa; dan 2) ketika bertemu Rabbnya ia bergembira dengan
puasanya” (HR Shahihain, dari Abu Hurairah).
Bersambung
Lasa
Hs
0 Komentar