Stres merupakan perasaan yang
wajar dialami seseorang dalam kehidupan sehari-hari dan itu merupakan bagian
yang tidak pernah bisa kita hindari. Penyebabnya mulai dari masalah ekonomi, kesehatan,
keluarga, hingga hubungan dengan pasangan yang berakhir dengan luka. Pada hari
Selasa (15/2) Perpustakaan UMY mengadakan sebuah webinar Bedah buku yang
bertema “Berkarya dari Luka: Perspektif Kesehatan Mental”. Buku yang dibedah
pada webinar tersebut berjudul “Patah” karya Niken Nurmiyati,, S.IP., M.IP yang
merupakan alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Webinar tersebut dihadiri
oleh penulis buku “Patah” dan narasumber yang merupakan dokter Psikiater RS PKU
Muhammadiyah Gamping sekaligus dosen FKIK UMY Dr. dr. Warih Andan Puspitosari,
M.Sc., Sp.KJ(K). Kegiatan ini dilaksanakan secara daring via Zoom dan dihadiri
oleh kurang lebih 130 peserta yang merupakan civitas akademika UMY dan
masyarakat umum.
Pada kesempatan tersebut Niken Nurmiyati
memberikan pengantar tentang sedikit garis besar isi dari buku “Patah” yang
menjadi tumpahan kisah perjalanan asmara yang berakhir dengan luka dari seorang
penulis. Dalam alur ceritanya beliau menceritakan sedikit kisah luka dari
perjalanan asmaranya yang kemudian dikemas dalam bahasa yang indah dan puitis. Beliau
juga menuliskan dalam bukunya bahwa “Terhadap apa saja yang pernah membuat
harimu kehilangan cahaya di langit senja. Lukamu tak seharusnya dipelihara.
Berjalan, nikmati prosesnya. Terima rasa sakitnya. Tangisi saja sepuas kau
bisa. Percayalah semua orang hanya butuh dikuatkan dan disembuhkan karena
nyatanya kesembuhan bukan hanya pemulihan ingatan, tapi juga pendamaian
perasaan.”.
Buku tersebut juga dibahas dari
segi perspektif kesehatan mental oleh Dr. dr. Warih Andan Puspitosari, M.Sc.,
Sp.KJ(K). Beliau mengupas tentang setiap poin besar yang terdapat dalam buku “Patah”
tersebut dan dibahas dalam perspektif kesehatan mental. Salah satu di antara
pokok bahasannya beliau menyampaikan bahwa tidak semua stres merupakan hal yang
negatif, bahkan ada pula stres yang bersifat positif. Stress dibagi menjadi 2
macam yaitu Eustress dan Distress. Eustress merupakan jenis stress yang positif
karena saat mengalami eustress seseorang akan lebih produktif dan banyak
melakukan hal positif. Sedangkan distress merupakan jenis stres yang bersifat negative
dan membuat orang jatuh dalam hal yang negatif, sehingga pada akhirnya
berdampak pada kesehatan mentalnya.
Beliau juga menjelaskan tentang
cara mengatasi perasaan sedih, yaitu 1) Akui dan terima perasaan sedih agar
kita dapat segera melangkah ke depan sesuai tujuan hidup kita; 2) Pahami emosi dan temukan cara mengungkapan/berbagi.
Hal Itu bisa menjadi peta untuk bisa mengenali emosi dan menemukan cara bagaimana kita bisa
bangkit; 3) Melakukan hobi yang disukai karena hobi dapat memacu hormon bahagia sehingga kita bisa mengatasi rasa sedih
kita; 4) Membuat aktifitas baru agar bisa bangkit dari keterpurukan; dan 5) Fokus
pada aspek kehidupan saat ini.
Pada akhir sesi Dr. dr. Warih Andan
Puspitosari, M.Sc., Sp.KJ(K) memberikan pesan bahwa sebuah duka tidak akan
berlangsung selamanya karena duka merupakan suatu siklus dalam kehidupan
manusia yang kemudian akan memberikan hikmah yang baik.
Sumber : Perpustakaan UMY
0 Komentar