Menjadi pemimpin itu sebenarnya merupakan kepercayaan (amanah). Namun tidak sedikit pemimpin yang tidak amanah alias tidak bisa dipercaya.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi
seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk itu seorang
pemimpin harus menguasai ketrampilan manajemen, ketrampilan teknis, manusiawi,
dan konsepsual.
Pengejawantanan
teori kepemimpinan dalam masyarakat sederhana dapat diekspreskan dengan kalimat
ing ngarsa sung tuladha (di depan
memberi teladan/contoh), ing madya mangun
karsa (di tengah memberi semangat dan memotivasi), tut wuri handayani (di belakang memberi dukungan).
Kearifan lokal yang lain menyatakan bahwa
efektivitas kepemimpinan dapat disimak dari ajaran Panca pratama. Teori Panca
pratama ( lima hal yang terbaik) ini ditulis oleh Ranggawarsita dalam
bukunya berjudul Serat Witaradya. Beliau
adalah pujangga Kraton Surakarta pada masa pemerintahan Paku Buwana VII sampai
Pakubuwana IX.
Dalam
buku tersebut, Ranggawarsita menyebutkan bahwa panca pratama itu terdiri dari; mulat,
amilata, amiluta, miladarma, dan parimarma.
1.Mulat
Mulat berarti awas atau hati-hati. Hal
ini berarti bahwa seorang pemimpin harus memahami kemampuan anak buah serta
waspada terhadap anak buah yang komitmen dan yang tidak sejalan. Sebab tidak
sedikit suatu kepemimpinan itu jatuh karena olah orang-orang dekat. Orang dekat kadang ibarat musuh dalam
selimut.
2. Amilata
Amilata berarti memelihara atau memanjakan. Nasihat
ini dapat diartikan bahwa pemimpin perlu memberikan penghargaan kepada mereka
yang berprestasi, berkorban dalam membela kebenaran dan keadilan. Prestasi
mereka akan memotivasi, menjadi contoh, dan memberikan manfaat kepada banyak
orang
3. Amiluta
Amiluta berarti membujuk . Artinya
seorang pemimpin harus bisa mendekati bawahan, komunikatif, dan mampu melakukan
pendekatan ke pihak-pihak terkait.
Pemimpin harus mampu berkomunikasi ke segala arah dengan
sejuk, tenang, dan tidak menyakitkan pihak lain.
Dukungan rakyat (yang dipimpin) dan jaringan
komunikasi akan memperkokoh posisi pemimpin dan kepemimpinan.
4. Miladarma
Miladarma berarti menghendaki atau kebijakan. Ini
berarti bahwa seorang pemimpin harus dapat memberikan solusi dan pencerahan.
Pemimpin yang baik adalah mereka yang bisa menunjukkan ke arah yang jelas.
Bukannya membuat resah dan bingung masyarakat.
5. Parimarma
Parimarma berarti belas kasih dan
mencintai yang dipimpin. Dalam bahasa Jawa dapat digambarkan paring pangan marang kang kaluwen, paring
sandang marang wong kawudan, paring banyu marang wong kasatan, paring payung
wong kang kodanan, dan paring kudhung wong kang kepanasen, lan paring teken
marang kang kalunyon. Artinya kepemimpinan yang baik itu memberi makan
kepada mereka yang kelaparan (terdampak virus Corona misalnya), memberi pakaian
mereka yang telanjang, memberi air/minuman kepada mereka yang haus, memberi payung
pada mereka yang kehujanan, memberi pelindung pada mereka yang kepanasan, dan
memberi tongkat kepada mereka yang berjalan di jalan yang licin.
Memang
banyak orang yang kepingin menjadi
pemimpin. Namun kultur dan perilakunya kadang tidak dapat menjadi contoh
sebagai seorang pemimpin.
Bersambung
Lasa Hs
0 Komentar