Bertaubatlah mumpung masih ada waktu.
Perkataan ini sering diucapkan untuk mengingatkan manusia agar mereka menghentikan kemaksiatan dan mengganti dengan
ketaatan. Waktu dan kesempatan terbuka dan manusia tidak tahu kapan pintu
taubat itu sewaktu-waktu ditutup dengan kematian.
Taubat
bukan sekedar kapok. Apalagi kapok lombok.
Artinya suatu ketika berhenti maksiat, tetapi esok kumat lagi. Selama 2
tahun dipenjara, tetapi setelah keluar berbuat maksiat lagi.
Taubat
dari segi bahasa berarti kembali. Yakni kembali kepada ajaran, tuntunan, dan
peraturan yang benar. Sedangkan pengertian taubat dari syari’at adalah
pendekatan diri kepada Allah Swt dengan melakukan ketaatan kepadaNya dengan
memperbaharui niat untuk melaksanakan amal saleh.
Upaya ini harus disertai dengan
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Inilah yang sebenarnya
yang disebut ketaatan. Kalau orang sudah mampu menghayati dan melaksanakan
makna ketaatan, Insyaa Allah akan tumbuh kesadaran tinggi untuk beramal saleh.
Sebab hati mereka digerakkan oleh iman. Iman dan amal saleh selalu berdampingan
ibarat dua sisi mata uang. Allah Swt. berfirman yang artinya :”Sesungguhnya Aku (Allah) Maha Pengampung
terhadap orang-orang yang bertaubat, beriman, dan beamal saleh, lalu mereka itu
mengikuti jalan yang benar “. (Q.S. Thaha : 82)
Pertauabatan
tidak dibatasi dimensi waktu, tempat, dan kesempatan. Untuk bertaubat tidak
perlu menunggu besok kalau sudah pensiun atau kalau sudah tua. Setiap saat,
Allat Swt. menerima taubat manusia yang menyadari kesalahan langkahnya.
Kesalahan itu mungkin disebaban kekhilafan, emosi, demi nama diri, kebencian,
karena dihasut, atau dendam membara.
Dalam
hal ini Rasulullah Saw. mengingatkan kepada kita dalam sabdanya:” Allah
membuka kesempatan (bertaubat) di malam hari untuk menerima taubat hambaNYa
atas kesalahan yang dilakukan di siang hari. Allah juga memberi kesempatan
untuk bertaubat pada siang hari atas kesalahan hamba-Nya pada malam hari sampai
terbit matahari”. (H.R. Muslim)
Lasa
Hs
0 Komentar