MANAJEMEN STRATEGIS
Tulisan
- 1
Istilah strategis ini sering digunakan oleh kalangan militer. Kata ini
berasal dari bahasa Yunani yang berarti berpikir (to think). Maka strategi dalam militer berarti cara menggunakan
akal untuk memeroleh kemenangan dalam peperangan atau dalam mengatasi konflik.
Maka proses manajemen strategis mempunyai 3 dimensi, yakni perencanaan strategis, implementasi, dan evaluasi. Dalam penyusunan perencanaan strategis ini harus
didasarkan pada visi dan misi organisasi/perpustakaan, filosofi, kebijakan,
tujuan, dan metode pencapaian tujuan. Sedangkan implementasi dan evaluasi
strategis mencakup variasi keputusan manajerial, struktur organisasi, gaya
kepemimpinan, sistem informasi manajemen dan sistem evaluasi.
Lambannya pengembangan
perpustakaan di negeri ini banyak faktor penyebabnya. Salah satu faktor
penghambat adalah sistem manajerial. Fakta lapangan menunjukkan bahwa beberapa
perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan sekolah, dan perpustakaan daerah,
kabupaten/kota dikendalikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan yang
memadai tentang perpustakaan dan tidak menguasai manajerial. Maka
tidak heran sebagian besar perpustakaan kita asal jalan. Perpustakaan tidak
tutup saja sudah untung. Masih ada nafas katanya. Ini berarti masih ada
tanda-tanda kehidupan. Lumayan masih hidup,meskipun hidup segan mati tak mau.
Manajemen strategis
sebenarnya menawarkan perubahan mendasar dan menyeluruh dengan tetap
memerhatikan faktor internal dan eksternal. Manajemen perpustakaan selama ini
kurang memerhatikan faktor sosial, ekonomi, kultur, ekonomi, perkembangan
teknologi informasi, maupun pengembangan sumber daya manusia.
Apabila dicermati, maka manajemen strategis
ini memiliki karakteristik tersendiri bila dibanding dengan manajemen yang
lain. Karakteristik manajemen strategis ini antara lain bahwa manajemen ini
merupakan proses, memenej kompetensi,
meningkatkan efisiensi dan efektifitas, dan berorientasi pada tujuan jangka
panjang (Lasa Hs, 2001:16)
a.Suatu proses
Dalam konteks ini, pimpinan perpustakaan harus mampu mengidentifikasi,
memilih, dan mengimplementasikan strategi yang paling cocok untuk perpustakaan
yang dipimpinnya. Oleh karena itu kepala perpustakaan harus memahami kondisi
internal dan eksternal perpustakaan tersebut. Dari ciri ini, kiranya sulit bagi
orang-orang yang tidak mengerti perpustakaan untuk memimpin perpustakaan dengan
baik apalagi dengan manajemen strategis ini. Demikian pula kepala perpustakaan
yang berasal dari luar kultur kepustakawanan , kiranya akan mengalami kesulitan
dalam mengembangkan perpustakaannya apabila tidak memahami kondisi internal
maupun kondisi eksternal.
b.Memenej kompetensi
Suatu strategi dapat dikatakan efektif apabila kepala perpustakaan mampu
mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya manusia dan sumber daya lain yang
dimiliki perpustakaannya. Kelihaian pemberdayaan sumber-sumber inilah yang
menjadi tolok ukur keberhasilan kepala perpustakaan. Kiranya belum bisa menjadi
parameter dengan sederetan gelar dan tingginya pangkat jabatan akan mampu
memenej perpustakaan dengan baik. Sebab sangat mungkin mereka tidak bisa
mengidentifikasi, dan tidak mampu mengiplementasikan sumber daya-sumber daya
yang dimiliki. Kiranya juga mustahil mampu melakukan evaluasi kinerja bawahan,
karena kepala tidak memiliki kompetensi kepustakawanan dan tidak tau manajemen
perpustakaan.
c.Meningkatkan efisiensi dan efektivitas
Dalam upaya mengembangkan perpustakaan harus selalu dilihat dari aspek
efisiensi dan efektivitas. Efisiensi dalam hal ini berarti melakukan pekerjaan
dengan benar (doing thing right) yang
dalam implementasinya berkaitan dengan
aktifitas perpustakaan .Sedangkan efektivitas dalam hal ini berarti melakukan
pekerjaan yang benar (doing the right
things). Impementasi efektivitas ini berkaitan dengan kinerja perpustakaan.
Di samping itu juga dapat dilihat keterkaitan perpustakaan dengan lingkungan
eksternal secara global.
d.Berorientasi pada tujuan jangka panjang
Untuk memberikan arah perpustakaan dalam mencapai tujuan jangka panjang
diperlukan kepala perpustakaan yang visioner. Oleh karena itu kepala
perpustakaan harus mampu menangkap fenomena-fenomena saat ini lalu diprediksi
sedemikian rupa dalam mengantisipasi masa depan. Perubahan politik, perkembangan
ekonomi, dan kemajuan teknologi informasi sangat besar pengaruhnya terhadap kinerja
perpustakaan.
Bersambung
Lasa Hs
0 Komentar