Putra asli Kotagede Yogyakarta ini lahir
pada tahun 1907. Ia adalah putra H.Mudzakkir seorang pedagang dan tokoh
Muhammadiyah di Kotagede. Kahar Mudzakkir yang pernah menjadi Rektor
Universitas Islam Indonesia/UII
Yogyakarta itu juga pernah menjadi Direktur Mu’allimin Muhammadiyah
Yogyakarta. Yakni sekolah pengkaderan Muhammadiyah yang sampai kini tetap
eksis. Beliau juga pernah menjadi pengurus Majelis Pemuda dan Majelis PKU Muhammadiyah.
Dalam
dunia politik, beliau pernah duduk dalam Panitia Sembilan bersama Soekarno,
Muhammad Hatta, Muhammad Yamin, A.A.Maramis, Wahid Hasyim , Achmad Soebardjo,
Abikusno Tjokrosujoso, dan Agus Salim. Mereka itu bertugas merumuskan dasar
Negara dalam rangka persiapan kemerdekaan Indonesia.
Saat
itu disusunlah pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang dalam satu pasalnya
terdapat kata-kata “Ketuhanan dengan mewajibkan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”. Saat itu Kahar Mudzakakir (Muhammadiyah) dan Wahid Hasyim
(Nahdhatul Ulama) mempertahankan pernyataan
tersebut. Namun demikian memang harus diakui dan itu suatu realita,
bahwa bangsa kita terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan agama. Maka sebagian
warga negara dari bagian Timur merasa keberatan atas kalimat tersebut. Lalu
Bung Hatta sebagai Wakil Presiden saat itu melobi para tokoh Islam, dan
akhirnya mereka memahami masalah tersebut. Akhirnya butir pertama menjadi
Ketuhanan Yang Maha Esa
Lasa Hs
0 Komentar