Judul : Book Writing for Popularity and Personal Branding
Pengarang : Haryono
Penerbit : Elex Media Komputindo
Kota Terbit : Jakarta
Th. Terbit ; 2018
Menulis kadang menjadi
keinginan banyak orang. Bahkan tidak sedikit, orang yang kepingin menjadi
penulis terkenal. Apalagi kalau mereka memahami hakekat dan realita kehidupan
rohaniah dan dunaiawiyah penulis.
Penulis
mendapatkan kebahagiaan rohaniah yang tidak dirasakan mereka yang tidak pernah
menulis. Penulis profesional (ikhlas)
bisa berbagi kepada orang banyak. Sebab mereka yakin bahwa tangan di
atas lebih mulia dari tangan di bawah. Bukankah penulis itu memberi informasi,
nilai, dan ilmu kepada masyarakat pembaca. Sedangkan pembaca adalah penerima.
Kalau dalam bahasa agama dikatakan yadu al
‘ulya khairun min alyadi as sufla (tangan di atas (pemberi) lebih baik dari
tangan di bawah (penerima).
Ide, informasi, nilai, dan ilmu yang disampaikan dalam
bentuk tulisan (terutama buku) akan memiliki nilai keabadian. Ilmu yang ditulis
akan dibaca dan dikutip banyak orang
dari generasi ke generasi bahkan lintas benua. Tentunya hal ini berbeda kalau
ilmu itu disampaikan melalui ceramah, kuliah, dan lainnya. Sebab kutipan
pendapat yang disampaikan secara lisan tidak boleh dikutip dalam penulisan
ilmiah. Sementara itu, kutipan dari buku untuk penulisan ilmiah akan dibaca dan
dikutip dari orang ke orang, dari waktu ke waktu.
Pemanfaatan ilmu oleh banyak orang berarti penulis
memberikan nilai lebih banyak dari meraka yanga tidak pernah menulis. Hal ini
merupakan upaya menjadi orang yang mulia secara rohaniah. Hal ini sebagaimana
sering kita dengar adalah sebaik-baik orang adalah mereka yang memberi manfaat
kepada sebanyak-banyak orang. Dengan logika banyak orang, tentunya
sejelek-jelek orang adalah mereka yang menyengsarakan banyak orang.
Siapapun yang mampu memanfaatkan potensi diri (ilmu,
harta, kekuasaan, kopemimpinan, pengalaman
) kepada sebanyak-banyak orang, mereka memiliki kedudukan terhormat
dalam sejarah bangsa dan
masyarakat. Dalam bahasa agama dikatakan
khairunnasi anfa’uhum linnas
(sebaik-baik manusia adalah mereka yang bisa memberikan sebanyak-banyak manfaat
kepada sebanyak-banyak manusia). Sebab ilmu mereka dimanfaatkan dan
dikembangkan oleh orang ke orang, dari generasi ke generasi. Hal ini dalam
bahasa agama disebut dengan ‘ilmun
yuntafa’u bih yang berarti amal jariyah (tidak terputus). Maka hal ini
merupakan pengabadian ilmu dan diri. Jasmani bisa pisah dengan rohani dan dapat
dikatakan kematian. Tetapi ide dan pemikiran yang ditulis akan memiliki
keabadian. Maka dapat dikatakan bahwa penulis itu tidak mati (ide, pemikiran,
ilmu) meskipun mati jasadnya. Oleh karena itu
jangan sampai ilmu dan pengalaman kita
terkubur bersama jasad kita
Sementara itu secara duniawiyah, tidak sedikit penulis mendapatkan kehidupan yang menggiurkan
dari hasil penulisan. Hal ini bagi mereka yang tidak dong dunia kepenulisan
sering mngatakan bahwa menulis buku tidak ada duitnya. Maka lebih baik mengejar
kegiatan yang duitnya sudah kelihatan, meskipun penulisan dilakukan karena
keterpaksaan oleh tuntutan kenaikan jabatan, pangkat, terancam penghentian
tunjangan jabatan, dan lainnya.
Ternyata kehidupan dunaiwiyah penulis terkenal membuat
orang kepingin menjadi penulis terkenal. Kecuali popularitas, tidak sedikit
para penulis itu mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Sekedar contoh adalah
Habiburrahman Elshirazy sang penulis novel Ayat-ayat
Cinta telah mendapatkan royalti lebih dari 1,2 milyar rupiah. Emha ‘Ainun
Najib yang bukunya laris manis bak kacang goreng dengan royalti yang cukup lumayan (halaman: 86). Begitu juga nama Asma Nadia
(nama asli Asmarani Risalba) yang telah menulis lebih dari 50 judul buku, Nama
yang sangat dikenal para remaja ini menjadi penulis ini pernah mengalami gegar
otak, sakit jantung, dan paru-paru. Beliau berubah dan meningkat hidupnya setelah menjadi penulis.
Menulis buku dapat dilakukan
oleh siapapun. Dunia ini bukan monopoli akademisi. Hari van yang nama aslinya
Blasius Haryadi sebagai abang becak juga mampu menulis buku Becak Away.Azka Nikola Corbuzier (umur
10 tahun) putra semata wayang presenter Hitam Putih Deddy Corbuzer itu menulis
buku Story of My Live #Azkacorbuzier yang
menceritakan kisah hidup pribadi Azka, Bahkan Marie Roughol seorang gelandangan
Prancis juga menulis buku Je tape la
manche; Une vie dans la rue (hidup saya sebagai pengemis; kehidupan di
jalanan. Buku setebal 176 halaman ini ditulis sebagai kisah hidup di jalanan
sebagai pengemis selama 30 tahun di Paris. Buku ini pernah menjadi buku
terlaris di Prancis yang otomatis merubah nasib seorang gelandangan.
Buku ini memberikan
motivasi bagi siapapun yang ingin menulis atau menjadi penulis. Dalam buku ini
disajikan beberapa contoh penulis-penulis terkenal dalam dan luar negeri.
Ternyata diantara nama-nama itu ada yang sebagai pedagang beras, abang becak,
anggota DPR, bahkan orang yang hanya punya satu tangan, karena tangan kirinya
diamputasi yakni Gol A Golagong. Beliau mengawali penulisan melalui buku Balada si Ray yang pernah menjadi buku best seller. Kemudian disusul buku-bukunya berjudul Aku Anak Matahri, Langit Merah Saga.Musyafir
dan Travel Writer.
Mestinya kita malu dan pekewuh dengan
mereka. Kita yang punya status jelas dan sehat jasmani kok tidak menulis
buku. Kapan?.
Lasa Hs
Perpustakaan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
0 Komentar